Setelah beberapa kali eksperimen – tentu
ada pihak kontra yang beranggapan nomor punggung bisa merusak warna
kostum – maka Inggris memutuskan memberlakukan nomor punggung sebagai
bentuk permanen dari kostum pesepakbola. Awalnya, sebelas pemain
starting memakai pakaian bernomor punggung yang dirunut dari angka 1
hingga 11, dan seorang pemain dapat menggunakan nomor punggung berbeda
dalam satu musim.
Walau tak ada aturan pasti yang
menentukan nomor punggung mewakili posisi tertentu di lapangan, secara
de facto sebuah standar telah muncul dan dipakai sebagian besar tim
sepakbola, dengan beberapa pengecualian.
Secara umum para penjaga gawang memakai
nomor punggung 1. Kesepakatan tak tertulis ini nyaris diterima secara
universal. Bek atau pemain belakang mengunakan nomor 2 dan 6. Para
gelandang kebanyakan memakai nomor 4, 6, 7, 8, 10, serta 11 (nomor 11
dan 7 secara tipikal digunakan para pemain sayap kiri dan kanan).
Sementara para striker suka menggunakan nomor 9 dan 10, dan kadang walau
kurang populer nomor 7, 8, serta 11.
Tatkala sistem pergantian pemain
diperkenalkan dalam sepakbola di tahun 1965, pemain cadangan mengambil
nomor punggung 12; saat pemain pengganti kedua diperkenankan, mereka
mengenakan nomor 14. Yap, para pemain kala itu masih gentar memakai
nomor 13 karena masih percaya takhyul angka tersebut bisa mendatangkan
sial.
Pemakaian nomor punggung yang ditetapkan
secara pasti pada tiap pemain dalam sebuah skuad diperkenalkan pada
Piala Dunia 1954. Setiap pemain dari masing-masing negara yang masuk
daftar 22 pemain memakai nomor punggung tertentu dan sama sepanjang
turnamen berlangsung. Hasilnya, nomor punggung 12 hingga 22 bisa
diberikan pemain lainnya di dalam skuad, tanpa perlu memperhatikan
posisi pemain bersangkutan di lapangan.
So, ini berarti sebuah tim dapat
memasukkan pemain sebagai starter tanpa perlu mengutamakan pemain
bernomor punggung 1 hingga 11. Meski nomor punggung 1 sampai 11
cenderung diberikan pada para pemain dalam lingkup line-up inti, fakta
di lapangan tak mesti harus begitu dengan berbagai macam alasan. Contoh
paling beken adalah Johan Cruyff yang bersikeras menggunakan nomor 14.
SESUAI ALPHABET
Timnas Argentina melakukan kiat
penomoran saat Piala Dunia 1978 dan 1982 dengan cara berbeda, yakni
mengurutkan sesuai nama sang pemain secara alphabet. Hasilnya, para
pemain di bangku cadangan (bukan kiper) dapat menggunakan nomor
punggung 1. Belakangan dalam sebuah regulasi turnamen ditetapkan bahwa
nomor punggung 1 mesti diberikan pada kiper.
Badan sepakbola di Eropa yang pertama
kali memperkenalkan sistem nomor punggung dalam sebuah pertandingan di
liga adalah FA Inggris, yang mana sosialisasi nomor punggung (dan nama
pemain bersangkutan dicetak di atas nomor) dilakukan pada final Piala
Liga Inggris 1993 antara Arsenal versus Sheffield Wednesday.
Belakangan hal ini menjadi standar di FA
Premier League di musim berikutnya, lalu kebanyakan liga-liga top di
Eropa baru mengadopsi sistem ini lima tahun kemudian. Kini para pemain
bebas mengenakan nomor punggung berapapun (sepanjang itu menjadi
representasi ciri khas sang pemain di dalam skuad) antara 1 sampai 99.
Tahun 2003, kiper FC Porto Vitor Baia menjadi pemain pertama yang
memakai nomor punggung 99 dalam final Liga Champion UEFA.
Bahkan Hicham Zerouali diijinkan memakai
nomor punggung 0 saat membela klub Aberdeen FC di Liga Premier
Skotlandia. Tak heran para fan memberi julukan pada Hicham sebagai
“Zero.”
Para pemain bola secara umum tidak
diperkenankan mengubah nomor punggung mereka sepanjang musim. Seorang
pemain baru dapat mengubah nomor punggungnya jika ia pindah ke klub lain
di pertengahan musim, lalu klub barunya memberikan nomor anyar yang
berbeda. Para pesepakbola boleh saja mengubah nomor punggungnya di musim
berikut – pindah dari nomor besar menjadi nomor kecil antara 1 sampai
11 mungkin dengan melihat indikasi bahwa klub berpikir sang pemain
pantas diturunkan secara regular di musim berikutnya.
Tipikal pemberian nomor punggung di atas
berawal saat formasi 5-3-2 digunakan. Dengan ketentuan tak tertulis
pemberian nomor dimulai dari belakang ke depan, serta dari kanan ke
kiri:
1. Kiper, 2. Bek Kanan, 3. Bek Kiri, 4.
Bek Sayap Kanan, 5. Bek Tengah, 6. Bek Sayap Kiri, 7. Sayap Kanan, 8.
Kanan Dalam, 9. Penyerang Tengah, 10. Kiri Dalam, 11. Sayap Kiri.
Nah pola yang mirip bisa ditemukan dalam nomor punggung para pemain timnas Swedia:
1. Kiper, 2. Bek Kanan, 3. Bek Tengah
Kanan, 4. Bek Tengah Kiri, 5. Bek Kiri, 6. Gelandang Bertahan, 7.
Gelandang Kanan, 8. Gelandang Tengah, 9. Gelandang Kiri, 10. Striker,
11. Striker
Dalam perkembangannya nomor punggung
kostum berkembang menjadi sesuatu yang penting bagi sebuah klub atau
timnas. Hal ini biasanya terjadi karena nomor punggung itu digunakan
pemain hebat, dan merupakan suatu kehormatan besar jika diperkenankan
memakai nomor punggung yang sama. Sebuah contoh menyolok adalah nomor
punggung 7 di Manchester United. Nomor punggung dipakai para pemain
hebat di eranya masing-masing seperti George Best, Bryan Robson, Eric
Cantona, David Beckham, dan kini Cristiano Ronaldo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar